Kisah Bandung Bandowoso , Kisah Pengorbanan Cinta Yang Sia-Sia -->

Kisah Bandung Bandowoso , Kisah Pengorbanan Cinta Yang Sia-Sia

Valeria V
22 Februari 2019




Katanya "Cinta Itu Butuh Pengorbanan" (untuk mendapatkan cinta harus berkorban) , sampeyan percaya atau tidak itu urusan sampeyan. Kalau menurut saya pribadi Cinta itu Butuh Kecocokan. Yap.. Cocok jadi Cinta.. Dan tentu faktor Cocok ini harus dimiliki oleh kedua belah pihak. Sempeyan boleh berbeda pendapat dengan saya karena ini negara demokrasi broo, tapi habis baca ini mending kamu nonton FTV aja tiap hari..karena saya yakin kamu sudah terperangkap di dalam ceritanya sampai melupakan sebuah realita.

“Pengorbanan dalam mendapatkan Cinta” ah itu omong kosong.. karena menurut saya yang berdasarkan realita, Awal Mula Cinta bukanlah dari Pengorbanan.. Tapi dari kecocokan. Percaya atau enggak tapi inilah faktanya.. Mari kita hubungkan dengan cerita klasik jaman dulu, yap ini cerita yang jika kita melihatnya dari sisi yang berbeda kita akan mendapatkan makna bahwa “Pengorbanan Cinta Itu Tiada Artinya”.

 Inilah cerita tentang Candi Prambanan, kalian pasti sudah tau atau setidaknya sudah mendengar kaan? Candi yang terbentuk karena permohonan seorang Putri cantik bernama Roro Jonggrang yang meminta Seribu Candi kepada Seorang Pangeran gagah perkasa bernama Bandung Bandawasa.

Cerita yang terjadi di dataran Jawa tepatnya di perbatasan Jogja dan Jawa Tengah ini tetap tidak mengubah nama Bandung Bandawasa menjadi Klaten Bandawasa ataupun Sleman Bandawasa. Entah kenapa, daripada kita berpikir serius bagaimana kalo kita anggap saja pada waktu itu mereka belum belajar Geografi Pemetaan.

 Semua sudah tau awal mula kisah ini karena Bandung Bandawasa yang jatuh cinta kepada seorang Putri dari kerajaan Baka bernama Rara Jonggrang yang memiliki wajah ayu dan sangat semlohe tentunya. Seorang putri yang ayahnya dibunuh oleh seorang pangeran dari Kerajaan Pengging karena penyerangan Kerajaan Baka ke Kerajaan Pengging.

Dalam cerita itu pembunuh ayah dari Rara Jonggrang adalah sang Pangeran dari Kerajaan Pengging, ya Bandung Bandawasa lah tersangka utama dalam kasus itu. Tentu saja dendam serta kebencian teramat dalam dari Rara Jonggrang tak membuat ketampanan, keperkasaan, serta kemboisan Bandung Bandawasa tiada cementel blas ke hati sang Rara Jonggrang. Namun sebaliknya.. Sang Pangeran langsung fall in love on the first time atau cinta pada pandangan pertama..

 Namanya juga orang yang lagi jatuh cinta apa saja akan dilakukan oleh Bandung Bandawasa kepada pujaan hatinya. Semua permintaan dan keinginan dari sang “Diajeng Ayunya Akuh” pun dilaksanakannya. Nggak main-main lho, dicerita ini permintaan Rara Jonggrang bukan hanya meminta Bandung Bandawasa untuk mengapeli Rara Jonggrang.. sekali lagi pengorbanan ini melebihi perjuangan LDR. Ingat ya jaman dulu nggak ada sepur, bis, travel ataupun montor ninja buat ngapel.

 Hingga suatu ketika Rara Jonggrang meminta Bandung Bandawasa untuk memenuhi 2 permintaannya dan menjanjikan kepada Bandung Bandawasa jika permintaan tersebut terpenuhi maka dia akan Cinta dan bersedia menjadi istrinya.. Kedua permintaan dari Denok Gandulaning Ati tadi adalah membuat Sumur Jalatunda dan membangun Candi yang berjumlah seribu dalam waktu satu malam.

 Tanpa basa-basi manciklah sang Bandung Bandawasa demi memenuhi keinginan Rara Jonggrang..



Hari Pertama 


 Sumur Jalatunda selesai dibuat.. entah Sumur Jalatunda ini sumur seperti apa, tapi yang pasti setelah kemringet mengeduk(mengeduk itu menggali tanah, dari kata gali). hingga jadilah sumur tersebut, lalu Rara Jonggrang meminta Bandung Bandawasa untuk mengecek kedalaman sumur. Namanya juga cinta.. tanpa ragu dan pikir panjang Bandung Bandawasa langsung angslup kedalam sumur buatannya tadi.

Dan.. taukah kamu apa yang diperbuat Rara Jonggrang kepada Bandung Bandawasa?

 DIA MENGUBURNYA HIDUP-HIDUP!! RARA JONGGRANG MENGUBUR BANDUNG BANDAWASA YANG TELAH MEMBUKTIKAN SEPARO PENGORBANAN CINTANYA KE DIRINYA!! KEJAM! KEJI! TAK BERPERASAAN!! JAHAAAAATTT!!! 

 Namun kekuatan Cinta membuktikannya.. Tanpa bantuan backhoe ataupun mobil pengeruk, Bandung Bandawasa keluar dari Sumur Jalatunda itu. Campuran tanah dan batuan yang menguburnya tak ada artinya dibandingkan dengan dalamnya perasaan cintanya ke Roro Jonggrang. cieeehhh..

Diapun keluar.. tanpa rasa marah.. tanpa rasa emosi.. itu dilakukannya karena sebuah perasaan bernama CINTA. Iya CINTAAA....



 Hari Kedua. 


 Ujian Bandung Bandawasa belumlah usai.. di hari selanjutnya pas itu waktu malam.. Setelah acara Uya Kuya  selesai, Rara Jonggrang menemui Bandung Bandawasa yang sedang wedangan untuk menagih janjinya... yap membuat Candi yang jumlahnya seribu dalam waktu semalam..
 Tanpa pikir panjang, Bandung Bandawasa pun segera menghabiskan wedangnya dan langsung memenuhi apa keinginan sang pujaan hati.

Namanya juga wong kang lagi nandang wuyung..
Tak tanggung-tanggung, pada malam itu juga Bandung Bandawasa langsung mengumpulkan bala bantuan. Tentu saja dalam membuat 1000 Candi ini Bandung Bandawasa menggunakan kontraktor terhebat dimasa itu,. yap bener... Bandung Bandawasa di bantu dari bangsa Jin, termasuk tuyul dan wewe gombel juga ikut membantu.

 Satu demi satu candi terbangun.. hingga akhirnya satu demi dua, demi tiga, demi empat, dan demi kamu! begitulah semangat Bandung Bandawasa yang temancap dengan kuat dilubuk hatinya paling dalam.. Hingga akhirnya pada saat itu jumlah candi sudah mencapai angka 800, angka ini diketahui karena selagi membuat candi, Bandung Bandawasa juga menghitungnya dengan Hand Counter.

Informasi jumlah candi yang sudah mencapai angka 800 lebih ini diketahui oleh Rara Jonggrang yang saat itu menerima pesan whatsapp dari salah satu mata-matanya yang berada di lokasi kejadian. Tanpa pikir panjang Rara Jonggrang pun mengumpulkan ibu-ibu PKK serta Dharma Wanita disekitar dia berada. Dia meminta bantuan kepada para Ibu-Ibu itu untuk menumbuk padi serta membangunkan ayam dan menyuruh beberapa ibu-ibu dari rombongan pengajian untuk membakar jerami di sisi Timur Candi.

Alhasil ayam-ayam bangun dan berkokok, langit di sisi timur nampak merah bagaikan matahari terbit. Keadaan ini membuat para Jin anggota kontraktor yang bekerja membantu Bandung Bandawasa kalang kabut dan lari terbirit-birit karena takut terbakar sinar matahari. Ya pada saat itu mereka memang lupa membawa Sanblok.

Dan Bandung Bandawasa pun bekerja sendiri.. tanpa perasaan nggrundel, dia mengerjakan sisa candi yang belum terbangun.. sendirian.. tanpa teman.. tanpa dukungan.. Dia terlalu buta oleh perasaan cinta.

Begitulah.. meskipun dia mengetahui kejanggalan itu adalah ulah Rara Jonggrang tapi dia tetap tegar menghadapinya. Hingga waktunya tiba.. Matahari benar-benar telah terbit, embun serta kabut habis diterpa oleh sang surya. Dan dengan sportif Bandung Bandawasa menyudahi pembuatan candinya. Dia jujur, dia tidak licik.. dia tetep berhenti diangka 999 buah candi, sebenernya dia bisa saja menambahkan satu lagi. Tapi karena kejujuran dan sifat kesatria yang dia miliki dia tetep berhenti.
    “Pagi Kang Mas Bandung Bandawasaa..”
Begitu kira2 sapaan Roro Jonggrang kepada Bandung Bandawasa di pagi itu..
    “Pagi juga diajeng roronya akuh..”
Bandung Bandawasa menjawab kurang lebih seperti itu.. ya meskipun tidak tertulis di buku sejarah namun dilihat dari trend panggilan masa kini sepertinya itulah jawaban paling tepat.
    Roro: “Sudahkah kau buat Candi seperti yang kupesan?”
    Badung: “Inilah Candi yang kau inginkan wahai pujaan hati.. inilah pesanan yang kau mau.. kuberikan kepadamu hasil jerih payahku.. hasil kucuran keringat, darah dan air mata.. Candi Garansi Resmi, No KW..”
    Roro: “hmm baiklah.. aku sudah melihatnya.. mari kita hitung” *sambil menjep2*
Demi melancarkan hitungannya, pada saat itu Rara Jonggrang mengajak tim survey dari Adira Vinance yang sudah terpercaya dalam hal survey-mensurvey.
    Roro: “sembilan ratus sembilan puluh tuju, sembilan ratus sembilan puluh wolu, sembilan ratus sembilan puluh songo.. ser.. serrr.. lhoo?? Seribunya mana??”
Dengan pede Bandung Bandawasa mengeluarkan satu lembar bergambar Patimura dari dalam dompetnya..
    Bandung: “ini cintaku.. kamu mau beli es teh ya?”
    Roro: “hih! bukan duit! aku tuh ngitung candi! aku nggak butuh duitmu! aku butuh pembuktianmu!! Candi berjumlah seribu yang aku pesan kenapa masih kurang satu?? Nih lihat daftar counting dari tim surveynya akuh! tuh jumlahnya 999 kan!”
    Bandung: “maafkan aku cantik.. tapi bukankah..”
tanpa sopan santun Rara Jonggrang memotong kata sang Bandung Bandawasa.
    Roro: “EMOH! Pokoke nek ora sewu aku emoh! Aku nesu!! Aku cegah karo RAIMU!!! titik!!”
Mendengar ucapan Rara Jonggrang yang sangat angkuh itu tentu lelaki mana yang nggak terima? Usahanya semalam suntuk hanya demi mewujudkan apa yang diinginkan sang Pujaan Hati disia-siakannya.. Pengkhianatan tetaplah pengkhianatan.. dengan perasaan emosi Bandung Bandawasa langsung mencak-mencak dihadapan Rara Jonggrang.. dan bisa ditebak Rara Jonggrang tak menggubrisnya.

Sakit tentu sakit.. perih.. kecewa .... begitulah yang dirasakan Bandung Bandawasa Saat itu.. Dengan emosi dan rasa kesal tiba-tiba bandung bandawasa dengan kesaktiannya mengubah putri Rara Jonggrang jadi batu dan dijadikan candi yang ke seribu..

 *****


Begitulah cerita Pengorbanan Bandung Bandawasa, dimana sejak kecil kita selalu diarahkan ke pesan moral bahwa sesungguhnya perbuatan curang dan berkhianat itu tidaklah baik.. namun menurut saya cerita ini mempunyai pesan filosofi lainnya.. yaitu tentang Pengorbanan Cinta..
Candi Prambanan adalah bukti bahwa Pengorbanan Cinta itu tak ada artinya jika Orang Yang Kamu Cintai tak Mencintaimu…
Selain itu dari cerita ini kita juga bisa tau bahwa Cinta itu berawal dari kecocokan, bukan paksaan, atau pengorbanan.. Pengorbanan itu akan berarti ketika dua insan manusia sudah merasa cocok. Pengorbanan bukanlah awal mula cinta tapi adalah cara untuk menjaga cinta..
Sadarlah.. Sebesar-besarnya cintamu kepada dia.. kalau dia tetep tak Cinta, kamu mau apa?
Ingat.. Bandung Bandawasa pernah membuktikannya. Jadi apakah kamu tetap akan Berkorban untuk mengejar Cinta? SEKIAN!!

 sumber gambar : Pusaka Center