Bagi anak-anak pedesaan, tanaman krokot tentu bukanlah tanaman yang asing. Anak-anak pedesaan biasa mencari krokot untuk memberi makan jangkrik yang dipeliharanya untuk permainan. Krokot biasa diberikan bersama mentimun dan juga cabai. Biasanya sambil mencari jangkrik sekaligus mencari krokot yang banyak tumbuh subur di galengan sawah. Tidak hanya di sawah, krokot juga bisa tumbuh di halaman belakang rumah, pngiir jalan atau di semak-semak.
Tidak hanya di Indonesia, tanaman dengan nama latin Portulaca oleracea ini juga tumbuh di berbagai negara lho. Krokot memiliki banyak nama di seluruh dunia tergantung dari mana ia disebutkan oleh warga lokal. Krokot juga diketahui bernama Resereyan atau kadang disebut sebagai “Gelang biasa“. Di Persia disebut khorfe, Orang Inggris menyebut krokot sebagai common purslane dan little hogweed, Orang Melayu, menyebut krokot dengan nama gelang pasir dan di Filipina tumbuhan ini disebut gulasiman. Sementara, orang Thailand menyebutnya phak bia-yai, dan orang Tiongkok menyebutnya ma chi xian atau kwa-tsz-tsai.
Di tempat saya tanaman ini biasanya dicari untuk pakan jangkrik dan burung kicau, atau sebagai campuran makanan, seperti sayur bayam bening. Tak jarang tanaman krokot ini hanya dicabut lalu di buang, karena di anggap sebagai rumput. Padahal krokot ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Krokot memiliki kandungan antioksidan dan vitamin-vitamin penting. Selain itu, Krokot juga mengandung sejumlah besar protein yang akan memberi Anda cukup energi.
Dikutip dari undip.ac.id, krokot dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti radang akut usus buntu, disentri, diare akut. Di Yunani kuno, krokot dianggap sebagai ramuan obat penting bagi pengobatan demam, gangguan perempuan, sakit perut, wasir.
Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, krokot yang dikenal dengan nama ma chi xian, banyak digunakan untuk mengobati penyakit gastrointestinal, antara lain diare dan pendarahan usus hingga wasir dan disentri. Manfaat ini terutama disebabkan oleh senyawa organik yang ditemukan dalam krokot, termasuk dopamin, asam malat, asam sitrat, alanin, glukosa.
Fiqi Isnaini Nurul Hikmah dari Fakultas Kedokteran Universitas Jember meneliti aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun krokot terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae secara in vitro.
Krokot mengandung flavonoid sekitar 4 mg per 100 gr berat tanaman. Shigella sp adalah kuman patogen usus yang telah lama dikenal sebagai agen penyebab disentri basiler. Shigella sp dapat menyebabkan disentri basiler. Bentuk disentri basiler yang paling berat, dapat menyebabkan kematian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun krokot terhadap pertumbuhan koloni Shigella dysenteriae secara in vitro. Semakin tinggi konsentrasi daun krokot maka daya hambat terhadap pertumbuhan koloni Shigella dysenteriae semakin besar.
Manfaat Herbal Tanaman Krokot
Krokot, menurut Wikipedia, dijadikan WHO (World Health Organization) sebagai daftar tanaman obat yang diproritaskan di dunia, dan 23 negara telah menggunakan tanaman ini.
Tanaman krokot dikutip dari ejournal.unesa.ac.id, mengandung garam kalium (KCl, KSO4, KNO3), 1-noradrenalin noradrenalin, dopamine, dopa, nicotin acid, tanin, saponin, vitamin (A, B dan C).
Menurut Dr Setiawan Dalimartha, dikutip dari buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 6 (Penerbit Pustaka Swara Jakarta tahun 2009), krokot secara tradisional digunakan sebagai obat alternatif untuk mengobati penyakit kulit borok, bisul, radang kulit, dan kudis dan diare.
Tim peneliti Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya, meneliti aktivitas antibakteri ekstrak herba krokot terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian mereka lakukan untuk mengetahui profil fitokimia ekstrak herba krokot secara kualitatif, dan mengetahui pengaruh ekstrak herba krokot terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Hasil uji profil fitokimia menunjukkan ekstrak herba krokot mengandung tannin, saponin, dan flavonoid. Ekstrak herba krokot lebih berpengaruh pada bakteri Staphylococcus aureus dibanding Escherichia coli. Hal ini dikarenakan struktur dinding bakteri aureus yang bersifat polar dan mudah ditembus ekstrak krokot. Konsentrasi ekstrak herba krokot yang efektif menghambat bakteri aureus adalah konsentrasi hingga 100 persen.
Penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi zat antibakteri yang diberikan semakin besar zona hambat yang terbentuk. Salah satu cara pengendalian terhadap bakteri aureus dan coli dapat menggunakan tanaman yang memiliki kandungan kimia alami antimikrobia sehingga diharapkan dapat menekan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Berdasar kandungan kimiawi herbal krokot, dapat diuraikan manfaatnya dibagi kesehatan yakni :
- Omega-3. Sarat dengan asam lemak Omega-W, memiliki kemampuan untuk melindungi Anda dari penyakit stroke dan jantung.
- Menurunkan ADHD pada anak-anak autisme dan masalah perkembangan lainnya.
- kandungan Vitamin A, yang ternyata paling tinggi dari semua sayuran berdaun hijau hal ini dapat melindungi tubuh dari kanker.
- kandungan Kalsium dan zat besi dari krokot sangat penting untuk tulang.
- kandungan Vitamin E yang enam kali lebih banyak Vitamin E dari sangat bermanfaat bagi kulit.
Demikian kandungan dan manfaat dari herbal krokot, semoga bermanfaat.
Terima Kasih.